Hakikat Iman
HAKIKAT IMAN DAN BUAH DARI IMAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Iman
adalah meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan diamalkan
melalui perbuatan. Setiap mukmin memiliki tingkat keimanan yang berbeda-beda.
Sebagai seorang mukmin kita harus senantiasa beriman kepada Allah, beriman
kepada Malaikat, beriman kepada kitab Allah, beriman kepada Rasul, beriman
kepada hari akhir serta beriman kepada qada dan qadar seperti yang terdapat
pada rukun iman.
Apabila
kita mengimani keenam rukun iman tersebut maka kita akan mendapatkan buah dari
iman, yang akan dibahas dalam makalah ini agar kita terdorong untuk
meningkatkan keimanan dan senantiasa mengamalkan hal-hal yang diperintahkan
oleh Allah swt. dan menjauhi larangan-Nya.
B.
Rumusan Masalah
Penulis
merumuskan beberapa masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan berikut ini.
1.
Apakah
hakikat dari iman?
2.
Bagaimana
cara kita beriman kepada Allah swt.?
3.
Bagaimana
cara kita beriman kepada Malaikat?
4.
Bagaimana
cara kita beriman kepada Kitab Allah?
5.
Bagaimana
cara kita beriman kepada Rasul?
6.
Bagaimana
cara kita beriman kepada hari akhir?
7.
Bagaimana
cara kita beriman kepada qada dan qadar?
8.
Apakah
buah dari iman?
A.
Hakikat Iman
Perkataan iman (إيمان)
diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن)
-- yukminu' (يؤمن) yang berarti
'percaya' atau 'membenarkan'. Iman menurut
bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan menurut syara’
iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap dalam
hati dan dibuktikan lewat amal perbuatan.
Iman adalah pembenaran yang pasti dan pengakuan yang sempurna
terhadap semua hal yang di perintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk
mengimaninya, dan kepatuhan secara zahir dan bathin.
Hal ini tercermin dalam salah satu hadis Nabi
عَنِ ابْنِ حَجَرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أْلإِيْمَانُ مَعْرِفَةٌ
بِاْلقَلْبِ وَقَوْلٌ بِالِّلسَانِ وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ (رواه ابن ماجه
والطبراني
Artinya: “Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu ‘Anhu
beliau berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Iman adalah Pengetahuan hati, pengucapan
lisan dan pengamalan dengan anggota badan” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani)
Maka, iman adalah pembenaran dan keyakinan hati, yang mengandung amal-amal
hati dan amal-amal perbuatan dan hal-hal itu mencakup agama seluruhnya. Iman
juga adalah ucapan, amal, dan keyakinan yang bisa bertambah dengan ketaatan dan
bisa berkurang dengan maksiat jadi iman itu mencakup akidah-akidah iman,
akhlak-akhlaknya dan amal-amalnya.
Keimanan itu bukanlah semata-mata ucapan yang keluar dari
bibir dan lidah saja ataupun hanya semacam keyakinan dalam hati belaka, tetapi
keimanan yang sebenar-benarnya adalah merupakan suatu akidah atau kepercayaan
yang memenuhi seluruh isi hati nurani. Keimanan
itu memang tidak mungkin dapat sempurna melainkan dengan rasa cinta yang hakiki,
yang senyata-nyatanya dan yang sebesar-besarnya. Seperti firman Allah dalam surat Al-hujurat ayat 7-8,
yang artinya : ”Tetapi Allah telah
menimbulkan cintamu kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu perhiasan dalam
hatimu dan ditumbuhkan pula oleh Allah itu rasa kebencian dalam hatimu terhadap
kekufuran, kejahatan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
benar. Demikian itu adalah
suatu karunia dan kenikmatan dari Allah”.
Dalam hadist lain, diriwayatkan bahwa
“keimanan itu ialah engkau akan percaya (beriman) kepada Allah, malaikat
malaikat Nya, kitab kitab suci Nya, rasul-rasul Nya, hari akhirat dan engkau
akan percaya pada takdir baik dan buruk dari pada Nya” (H.R Muslim).
B.
Iman Kepada Allah
Pokok dari segala poko akidah adalah beriman
kepada Allah SWT yang berpusat pada pengakuan terhadap eksistensi dan
kemahaesaan-Nya. Keimanan kepada Allah ini merupakan keimana yang menduduki
peringkat pertama. Dari situ dengan sendirinya akan lahir keimanan pokok-pokok
rukun iman yang lain.(Muhammad Alif, 1996:26).Pengakuan terhadap kemahaesaan
itu, esa dalam segala galanya, dan esa dalam Dzat-Nya. Artinya tidak ada
persamaannya daamseluruh zat yang kita kenal dalam ilmu fisika. Dalam surat
Albaqarah, Allah SWT berfirman “Dan tuhanmu adalah tuhan Yang Maha Esa, tidak
ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang” (Q.S Al-baqarah 2:16)
Iman kepada Allah swt adalah meyakini dengan
sepenuh hati, dengan lisan dan perbuatan bahwa Allah swt itu ada dengan sifat –
sifat kesempurnaan-Nya sebagai Tuhan.
Adapun perbuatan nyata dari rasa iman kepada Allah yaitu
dengan meyakini-Nya sepenuh hati serta
tunduk dan patuh dengan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
C.
Iman Kepada Malaikat
Percaya kepada malaikat termasuk ke dalam rukun iman, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
“Iman itu percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
dan para rasul-Nya, serta kepada hari akhir dan kepastian yang baik dan buruk
daripada-Nya” (Bukhari Muslim).
Tindakan nyata dari iman kepada malaikat Allah yakni kita akan
selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu karena segala perbuatan kita tidak
akan terlepas dari pengawasan Allah swt dan apa yang telah kita perbuat akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
D.
Iman Kepada Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab
Allah SWT berarti kita wajib beritikad atau mempunyai keyakian bahwa Allah SWT
mempunyai beberapa kitab yang telah diturunkan kepada para Nabinya. Dalam surat
An-nisa, Allah SWT berfirman “Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”. (QS. An-Nisa’ :136).
Kitab-kitab
Allah SWT ada 4, yaitu :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
1. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS berbahasa Ibrani
2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS berbahasa Qibti
3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berbahasa Arab
Al-Qur’an adalah kitab yang terjaga keasliannya dan tidak akan
berubah sampai akhir zaman. Al-Qur’an berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya yang
hanya berfungsi sebagai peringatan bagi kaum tertentu.
Oleh karena itu Al-Qur’an wajib kita imani, yakini sepenuh hati,
dan mengamalkannya karena Al-Qur’an merupakan pedoman bagi semua umat manusia
hingga akhir zaman.
Perilaku penerapan iman kepada Al-Qur’an dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut:
1.
Meyakini
bahwa Al-Qur’an dijamin kebenarannya oleh Allah Swt., tanpa ada keraguan
sedikit pun.
2.
Belajar
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
3.
Berupaya
memahami makna dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an.
4.
Mengamalkan
ajaran Al-Qur’an dalam keseharian.
E.
Iman Kepada Rasul
Iman kepada rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Rasul itu benar-benar utusan Allah yang
ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia
dan akhirat.
Tindakan nyata dari iman kepada rasul yaitu dengan rajin membaca
shalawat dan meneladani sifat-sifat rasul seperti selalu berkata jujur,
menyampaikan amanah, tidak mengingkari janji. Rasulullah Saw bersabda, “tidak beriman
seseorang diantaramu hingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya dan
orang tuanya serta manusia seluruhnya”(H.R Bukhori Muslim)
F.
Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir atau kiamat secara bahasa (etimologi) ialah
percaya akan adanya hari akhir. Sedangkan secara istilah pengertian iman kepada
hari akhir ialah percaya dan meyakini akan adanya kehidupan yang kekal
(akhirat) dan abadi setelah kehidupan di dunia. Kewajiabn beriaman kepada hari akhir terdapat
dalam Al-qura suart An-nisa:136 “Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah jauh tersesat” (QS. An nisa’ : 136)
Tindakan nyata dari iman kepada hari akhir
yaitu senantiasa hati-hati dalam segala yang diperbuat di dunia dan taat kepada
petunjuk-petunjuk agama islam karena kita hidup tidak hanya di dunia saja, akan
ada hari dimana segala perbuatan akan kita pertanggung jawabkan.
G.
Iman Kepada Qadar
Iman kepada qadar adalah mengimani adanya ketentuan(baik dan buruk)
Allah untuk seluruh makhluk.
Tindakan nyata dari iman kepada qadar Allah ialah senantiasa selalu
bersabar apabila sedang mendapat musibah/cobaan dari Allah, karena cobaan
tersebut semata-mata Allah berikan kepada kita agar kita selalu berserah diri,
bertakwa kepada-Nya, dan selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya.
H.
Buah Dari Iman
Kokohnya sebuah bangunan ditentukan oleh kuat atau tidaknya pondasi
bangunan tersebut, semakin tinggi bangunan itu,
maka harus semakin kokohlah pondasinya, dengan pondasi yang kuat dan kokoh maka
akan kuat menopang bangunan di atasnya. Seperti itu pula gambaran aqidah atau
keimanan bagi seorang muslim, karena aqidah adalah pondasi dari setiap amal di
dalam islam.
Adapun faidah-faidah atau buah dari pada keimanan seorang hamba di
dunia ini maupun di akhirat kelak, di antara buah-buahnya yang terbesar adalah:
1.
Menjadi
wali-wali Allah secara khusus, ini merupakan perkara yang paling mulia karena
dengan mendapat kecintaan Allah maka seorang hamba senantiasa di tunjukan oleh Allah,
dilindungi oleh Allah, dan senatiasa berada di dalam pengwasan Allah.
2.
Mendapat
kemenangan dengan keridhaan Allah, sebagaimana Allah firmankan di dalam surat
Attaubah ayat 71-72 bahwa mereka meraih ridha dan rahmat rabb mereka, mendapat
keberuntungan dengan mendapatkan tempat-tempat tinggal yang baik, di sebabkan
keimanan mereka kepada rabb mereka.
3.
Mencegah
dirinya dari api neraka, keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi akan
mencegah pelakunya dari kekalnya api neraka.
4.
Allah
senantiasa membela dan menolong orang yang beriman, yakni Allah akan
menghindarkan mereka dari hal-hal yang tidak disukai, juga menghindarkan mereka
dari kejahatan-kejahatan setan baik dari setan manusia dan jin.
5.
Meraih
kabar gembira dengan karomah Allah, dan rasa aman yang sempurna dari semua
segi.
6.
Meraih
kemenangan di dunia dan akhirat.
7.
Iman
akan mendorong pelakunya untuk bersyukur dalam kondisi senang, bersabar dalam
kondisi sulit, dan meraih kebaikan dalam setiap waktu.
8.
Iman
akan memutus keragu-raguan pelakunya dari kemunafikan.
9.
Kemerdekaan
jiwa dari kekuasaan orang lain.
Sebab sifat itu timbul ialah karena keimanan
yang sebenar-benarnya itu akan memberikan kemantapan dalam jiwa sesorang
bahawa hanya Allah sajalah yang Maha Kuasa untuk memberi kehidupan,
mendatangkan kematian, memberikan ketinggian kedudukan, menurunkan dari pangkat
yang tinggi, juga hanya Dia sahaja yang dapat memberikan kemudharatan atau
kemanfaatan kepada seseorang manusia. Selain Allah tidak ada yang kuasa
melakukannya.
10.Keimanan yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa
keberanian dan ingin terus maju karena membela kebenaran.
Kematian akan dianggap tidak berharga sama sekali,
diremehkan dan sebaliknya malahan akan dicarilah kematian secara syahid, demi
untuk menuntut tegaknya keadilan dan kejujuran serta hak.
Apakah sebabnya jiwa kematian itu akan timbul?
Sebabnya adalah kerana keimanan itu akan mengajarkan bahwa yang kuasa
memberikan umur itu tidak ada selain Allah Ta'ala, sebagaimana Firman Allah:
“Keimanan itu akan menimbulkan keyakinan yang
sesungguh-sungguhnya bahwa hanya Allah jualah yang Maha Kuasa memberikan
rezeki, juga bahawa rezeki itu tidak dapat dicapai kerana kelobaannya orang
yang bersifat tamak dan tidak dapat pula ditolak oleh keengganannya orang yang
tidak menyukainya”. (QS.AL-Imron:145)
Firman Allah Taala
"Tidak ada seekor binatang pun di atas muka
bumi ini, melainkan Allah yang menanggung rezekinya. Dia yang mengetahui
kediamannya serta tempat menyimpannya. Semua telah ditetapkan dalam kitab
(catatan) yang nyata." (QS.AL-Hud :06)
11. Ketenangan atau thuma'ninah adalah salah satu bekas
daripada keimanan.
Yang
dimaksudkan ialah ketenangan hati dan ketenteraman jiwa. Sebagaimana firman
Allah SWT ”Orang-orang yang beriman
itu, hati mereka menjadi tenang karena mengingat (berzikir) kepada Allah.
Ingatlah bahwa dengan mengingat Allah itulah hati akanmenjadi tenang”.
(QS.Ar-Ra’d:28)
Jadi,
bagi orang-orang yang beriman untuk mendapatkan ketenangan hanya dengan
menjalin komunikasi dengan Allah SWT lalu berusaha untuk mengingat akan
kebesarannya, ciptaannya, keagungannya, kasih sayangnya serta apa saja yang
melekat pada diri Robbil Izzati. Maka inilah suatu jawaban
yang jitu untuk menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan sisi dalam manusia.
12. Keimanan itu akan
menimbulkan keyakinan yang sungguh-sungguh bahwa hanya Allah Jualah yang
Maha Kuasa memberikan rizki.
Allah berfirman :”Allah mencukupi rizki kepada siapa
yang dikehendaki diantara hamba-hambaNya dan Dia pula yang membatasinya.
Sesungguhnya Allah itu MahaMengetahui segala sesuatu”. (QS.Ankabut:62)
13. Kehidupan yang baik , adil dan makmur
Kehidupan
tersebut akan dipercepatkan oleh Allah pelaksanaanya oleh seluruh kaum mukminin
selagi mereka ada di dunia ini sebelum mereka mengijak alam akhirat nanti.
Bahreisj, Hussein.HADIST SHAHIH
BUKHARI-MUSLIM.Surabaya:CV Karya Utama
Anwar, Rasihin.2008.Akidah Akhlak.Bandung:CV PUSTAKA
SETIA
Muhammad, Alif.1996.Tauhid.Bandung:Dunia Ilmu
Zainudin, A dan Muhammad Jamhari.1999.Akidah dan
Ibadah.Bandung:Pustaka Setia
https://id.wikipedia.org/wiki/Iman (diakses pada jum’at 7 oktober 2016)
Komentar
Posting Komentar