Makalah Penelitian Pengembangan
A.
Hakikat Penelitian Pengembangan
Menurut Gay (1991) Penelitian Pengembangan adalah
suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah,
dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772)
mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:
“Educational Research and development
(R & D) is a process used to develop and validate educational products. The
steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which
consists of studying research findings pertinent to the product to be
developed, developing the products based on these findings, field testing it in
the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the
deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of
R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the
product meets its behaviorally defined objectives”.
Penelitian Pendidikan dan
pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut
sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan
digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang
ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari
R & D, siklus ini diulang sampai bidang data uji menunjukkan bahwa produk
tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals dan Richey (1994)
mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik
terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektifitas.
Berdasarkan pendapat-pendapat
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan
untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam
pembelajaran.
B.
Karakteristik dan Motif Penelitian
Pengembangan
Menurut
Wayan (2009) ada 4 karakteristik penelitian pengembangan antara lain :
1. Studying
research findings, Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata
yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan
kualitas pembelajaran.
2. Developing
the product, Pengembangan
model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang
keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Field
testing, Proses
pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi,
dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga
dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
4. Revising, Proses pengembangan model,
pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara
rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang
mencerminkan originalitas.
C.
Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan
Penelitian Pengembangan biasanya dimulai dengan identifikasi
masalah pembelajaran yang ditemui di kelas oleh guru yang akan melakukan
penelitian. Yang dimaksud masalah pembelajaran. Dalam penelitian
pengembangan adalah masalah yang terkait dengan perangkat pembelajaran, seperti
silabus, bahan ajar, lembar kerja siswa, media pembelajaran, tes untuk mengukur
hasil belajar, dan sebagainya. Perangkat pembelajaran dianggap menjadi masalah karena
belum ada, atau ada tetapi tidak memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada
tetapi perlu diperbaiki, dsb. Tentunya tidak semua masalah perangkat
pembelajaran akan diselesaikan sekaligus, satu masalah perangkat pembelajaran
saja yang dipilih sebagai prioritas untuk diselesaikan lebih dulu.
Tahap berikutnya adalah mengkaji teori tentang
pengembangan perangkat pembelajaran yang relevan dengan yang akan dikembangkan.
Setelah menguasai teori terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran,
peneliti kemudian bekerja mengembangkan draft perangkat pembelajaran berdasarkan teori yang
relevan yang telah dipelajari. Setelah selesai dikembangkan, draft harus
berulangkali direview sendiri oleh peneliti atau dibantu oleh teman sejawat (peer
review).
Setelah diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, draft tersebut
dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan (expert validation).
Masukan dari para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft.
Setelah draft direvisi berdasarkan masukan dari para ahli, langkah
berikutnya adalah menguji coba draft tersebut.
Uji coba disesuaikan dengan penggunaan
perangkat. Bila yang dikembangkan adalah bahan ajar, maka uji cobanya adalah digunakan untuk
mengajar kepada siswa yang akan membutuhkan perangkat tersebut. Uji coba bisa dilakukan pada beberapa
bagian saja terhadap sekelompok kecil siswa, atau satu kelas. Bila yang diuji coba adalah silabus, maka uji cobanya adalah terhadap guru yang
akan menggunakan silabus tersebut. Kegiatan uji cobanya adalah meminta guru
menggunakan silabus untuk menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Tujuan uji coba adalah untuk melihat apakah
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat diterima atau tidak. Dari hasil
uji coba,
beberapa bagian mungkin memerlukan revisi. Kegiatan terakhir adalah revisi
terhadap draft menjadi draft akhir perangkat pembelajaran
tersebut.
Menurut
Akker (1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yaitu :
1. Pemeriksaan
pendahuluan (preliminary inverstigation). Pemeriksaan pendahuluan yang
sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:
·
Tinjauan ulang literatur,
·
Konsultasi tenaga ahli,
·
Analisa tentang ketersediaan contoh
untuk tujuan yang terkait, dan
·
Studi kasus dari praktek yang umum
untuk merincikan kebutuhan.
2. Penyesuaian
teoritis (theoretical embedding). Usaha yang lebih sistematis dibuat
untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam mengutarakan dasar pemikiran yang
teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji
empiris (empirical testing). Bukti empiris yang jelas menunjukkan
tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.
4. Proses
dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation,analysis, and
reflection on process and outcome). Implementasi dan hasilnya untuk
berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan dan pengembangan
penelitian.
D.
Desain Penelitian Pengembangan
Desain memberikan kerangka kerja untuk pengembangan
teori dan penelitian. Dengan mengikuti desain tertentu yang dianut peneliti,
maka akan diperoleh sejumlah masukan (input) guna dilakukan penyempurnaan
produk yang dihasilkan, apakah berupa bahan ajar, media, atau produk-produk
lain. Ada beberapa desain , misalnya desain konseptual, prosedural, sistematis,
dan sebagainya.
a.
Desain
Konseptual
Desain
konseptual adalah desain yang bersifat analitis yang memberikan atau
menjelaskan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan dan keterkaitan
antarkomponennya (UM, 2000). Sebuah desain adalah representasi atau perwujudan
visual atau verbal (kata-kata) dari suatu proses rancangan pembelajaran yang
digunakan untuk mengarahkan dan melengkapi rancangan dalam berbagai latar
pendidikan dan pelatihan.
Desain
konseptual memperlihatkan hubungan antarkonsep yang satu dengan yang lain, yang
dalam hal ini konsep-konsep itu tidak memperlihatkan urutan secara bertahap.
Konsep atau komponen yang satu tidak lebih awal dari konsep atau komponen yang
lain. Urutan boleh diawali dari mana saja. Desain konseptual lebih bersifat
konstruktivistik, artinya urutan bersifat terbuka, berulang atau rekursif dan
fleksibel. Desain ini kita jumpai dalam desain rancangan R2D2 (Willis, 1995).
Misalnya hubungan antarkomponen kurikulum secara skematis, hubungan konseptual
tersebut.
b.
Desain
Prosedural
Desain
prosedural adalah desain deskriptif yang menggambarkan alur atau
langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu produk
tertentu. Desain prosedural biasanya berupa langkah-langkah, yang diikuti
secara bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Desain prosedural biasa
kita jumpai dalam desain rancangan sistem pembelajaran. Banyak desain rancangan
sistem pembelajaran yang dikenal, misalnya desain Kaufman, desain Kemp, IDI,
ADDIE, Dick and Carey, Thiagajaran (4D), Borg and Gall, dan sebagainya.
1. Desain Thiagajaran (4D)
Desain
pengembangan perangkat Four-D Desain disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan,
Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Desain ini terdiri dari 4 tahap
pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan
menjadi desain 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan
penyebaran. (Thiagarajan, Semmel dan Semmel, 1974)
·
Tahap I:
Define (Pendefinisian)
Tahap define
adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan
(front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task
analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran
(specifying instructional objectives).
a)
Analisis
Ujung Depan (front-end analysis)
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974), analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan
menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan
suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran
fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam
penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.
b)
Analisis
Siswa (learner analysis)
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974), analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik
siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran.
Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan),
perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau sosial
yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang
dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2)
keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat
dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
c)
Analisis
konsep (concept analysis)
Analisis
konsep menurut Thiagarajan, dkk (1974) dilakukan untuk mengidentifikasi konsep
pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci
konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan.
Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan contoh untuk
digambarkan dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis
konsep sangat diperlukan guna mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan
deklaratif atau prosedural pada materi matematika yang akan dikembangkan.
Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan
dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung
analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah
dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan
mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar.
d)
Analisis
Tugas (task analysis)
Analisis
tugas menurut Thiagarajan, dkk (1974) bertujuan untuk mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan
menganalisisnya kedalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan.
Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi
pembelajaran.
e)
Perumusan
Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives)
Perumusan
tujuan pembelajaran menurut Thiagarajan, dkk (1974) berguna untuk merangkum hasil
dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek
penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan
merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi
perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
· Tahap II: Design (Perancangan)
Tahap
perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah
yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes
(criterion-test construction), (2) pemilihan media (media selection) yang
sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan
format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan
menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal
(initial design) sesuai format yang dipilih. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a)
Penyusunan
tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974), penyusunan tes acuan patokan merupakan langkah yang menghubungkan
antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes
acuan patokan disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis
siswa, kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang
dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Penskoran hasil tes
menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap
butir soal.
b)
Pemilihan
media (media selection)
Pemilihan
media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk menyesuaikan dengan
analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta
rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media yang
berbeda-beda.hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi
dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan
ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di kelas.
c)
Pemilihan
format (format selection)
Pemilihan format
dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau
merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode
pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang dipilih adalah yang memenuhi
kriteria menarik, memudahkan dan membantu dalam pembelajaran matematika
realistik.
d)
Rancangan
awal (initial design)
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974: 7) “initial design is the presenting of the essential
instruction through appropriate media and in a suitable sequence.” Rancangan
awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus
dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Hal ini juga meliputi berbagai
aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks, wawancara, dan
praktek kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek mengajar.
· Tahap III: Develop (Pengembangan)
Tahap
pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan
melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti
dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing).
Tujuan tahap
pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran
setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi dan data
hasil ujicoba. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a)
Validasi
ahli/praktisi (expert appraisal)
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974: 8), “expert appraisal is a technique for obtaining
suggestions for the improvement of the material.” Penilaian para ahli/praktisi
terhadap perangkat pembelajaran mencakup: format, bahasa, ilustrasi dan isi.
Berdasarkan masukan dari para ahli, materi pembelajaran di revisi untuk
membuatnya lebih tepat, efektif, mudah digunakan, dan memiliki kualitas teknik
yang tinggi.
b)
Uji coba
pengembangan (developmental testing)
Ujicoba
lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa respon, reaksi,
komentar siswa, dan para pengamat terhadap perangkat pembelajaran yang telah
disusun. Menurut Thiagarajan, dkk (1974) ujicoba, revisi dan ujicoba kembali
terus dilakukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan efektif.
· Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)
Proses
diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan
untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik
individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan distributor harus selektif
dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk yang tepat. Menurut
Thiagarajan dkk, (1974: 9), “the terminal stages of final packaging, diffusion,
and adoption are most important although most frequently overlooked.”
Diseminasi
bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas
penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan
melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam
suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan
masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir
pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk.
Beberapa hal
yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan diseminasi adalah: (1) analisis
pengguna, (2) menentukan strategi dan tema, (3) pemilihan waktu, dan (4)
pemilihan media.
a)
Analisis
Pengguna
Analisis
pengguna adalah langkah awal dalam tahapan diseminasi untuk mengetahui atau
menentukan pengguna produk yang telah dikembangkan. Menurut Thiagarajan, dkk
(1974), pengguna produk bisa dalam bentuk individu/perorangan atau kelompok
seperti: universitas yang memiliki fakultas/program studi kependidikan, organisasi/lembaga
persatuan guru, sekolah, guru-guru, orangtua siswa, komunitas tertentu,
departemen pendidikan nasional, komite kurikulum, atau lembaga pendidikan yang
khusus menangani anak cacat.
b)
Penentuan
strategi dan tema penyebaran
Strategi
penyebaran adalah rancangan untuk pencapaian penerimaan produk oleh calon
pengguna produk pengembangan. Guba (Thiagarajan, 1974) memberikan beberapa
strategi penyebaran yang dapat digunakan berdasarkan asumsi pengguna
diantaranya adalah: (1) strategi nilai, (2) strategi rasional, (3) strategi
didaktik, (4) strategi psikologis, (5) strategi ekonomi dan (6) strategi
kekuasaan.
c)
Waktu
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974) selain menentukan strategi dan tema, peneliti juga
harus merencanakan waktu penyebaran. Penentuan waktu ini sangat penting
khususnya bagi pengguna produk dalam menentukan apakah produk akan digunakan
atau tidak (menolaknya).
d)
Pemilihan
media penyebaran
Menurut
Thiagarajan, dkk (1974) dalam penyebaran produk, beberapa jenis media dapat
digunakan. Media tersebut dapat berbentuk jurnal pendidikan, majalah
pendidikan, konferensi, pertemuan, dan perjanjian dalam berbagai jenis serta
melalui pengiriman lewat e-mail.
2. Desain Kemp
Menurut Kemp
(dalam, Trianto, 2011: 81) Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran
yang kontinu. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan
aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai
di dalam siklus tersebut.
Pengembangan
perangkat desain Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat
memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara
nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses
pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Desain pengembangan sistem pembelajaran ini memuat
pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan
pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:
a)
Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah
mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang
terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik
maupun strategi yang digunakan guru.
b)
Analisis
Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu
maupun kelompok.
c)
Analisis
Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis
prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS)
d)
Merumuskan
Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan
pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar
siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.
e)
Penyusunan
Instrumen Evaluasi, Bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian
yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk
mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
f)
Strategi
Pembelajaran, Pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai
dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode,
pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
g)
Pemilihan
media atau sumber belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada
penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran
dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
h)
Merinci
pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan dan
pelaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan.
i)
Menyiapkan
evaluasi hasil belajar dan hasil program.
j)
Melakukan
kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran
selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi
dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
3. Desain Dick and Carey
Perancangan
pengajaran menurut sistem pendekatan desain Dick & Cerey, yang dikembangkan
oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam, Trianto, 2011: 90). Desain
pengembangan ini ada kemiripan dengan desain yang dikembangkan Kemp, tetapi
ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan
tersebut. Desain di
atas dapat digambarkan sebagai berikut:
a)
Identifikasi
Tujuan (Identity Instruyctional Goals). Tahap awal desain ini adalah menentukan
apa yang diinginkan agar siswan dapat melakukannya ketika mereka telah
menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu
pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai
hasil need assessment, atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar
siswa di dalam kelas.
b)
Melakukan
Analisis Instruksional (Conducting a goal Analysis). Setelah mengidentifikasi
tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan
siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih
khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta atau
diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan menunjukkan keterkaitan
antara keterampilan konsep tersebut.
c)
Mengidentifikasi
Tingkah Laku Awal/ Karakteristik Siswa (Identity Entry Behaviours,
Characteristic) Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan
yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus
dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti
pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus
siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas
pengajaran
d)
Merumuskan
Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives) Berdasarkan analisis
instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan
dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah
menyelesaikan pembelajaran.
e)
Pengembangan
Tes Acuan Patokan (developing criterian-referenced test items). Pengembangan
Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengebangan
butir assesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam
tujuan
f)
Pengembangan
strategi Pengajaran (develop instructional strategy). Informasi dari lima tahap
sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional,
penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan lewat
aktivitas.
g)
Pengembangan
atau Memilih Pengajaran (develop and select instructional materials). Tahap ini
akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi
petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
h)
Merancang
dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (design and conduct formative evaluation).
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi
bagaimana meningkatkan pengajaran.
i)
Menulis
Perangkat (design and conduct summative evaluation). Hasil-hasil pada tahap di
atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat
selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas.
j)
Revisi
Pengajaran (instructional revitions). Tahap ini mengulangi siklus pengembangan
perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada
tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk
diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dari pakar/validator.
E.
Sistematika Laporan Penelitian R & D
HALAMAN
JUDUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
GAMBAR
DAFTAR
TABEL
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB
II LANDASAN
TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Langkah-langkah Penelitian
B. Metode Penelitian Tahap I
1. Populasi sampel sumber data
2. Teknik pengumpulan data
3. Instrument penelitian
4. Analisis data
5. Perencanaan desain produk
6. Validasi desain
C. Metode Penelitian Tahap II
1. Desain rancangan eksperimen untuk
menguji produk yang telah dirancang
2. Populasi dan sampel
3. Teknik pengumpulan data
4. Instrument penelitian
5. Teknik analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Desain Awal Produk (Gambar dan
Penjelasan)
B. Hasil Pengujian Pertama
C. Revisi Produk (Gambar setelah revisi dan
Penjelasan)
D. Hasil Pengujian Kedua
E. Revisi Produk (Gambar setelah revisi dan
penjelasan)
F. Pengujian Tahap Ketiga (bila perlu)
G. Penyempurnaan Produk (gambar terakhir
dan penjelasan)
H. Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN PENGGUNAANNYA
A. Kesimpulan
B. Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT
BUKU PENJELASAN
RANGKUMAN
·
Penelitian pengembangan adalah suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan
untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran.
·
Menurut Wayan (2009) ada 4 karakteristik penelitian pengembangan
antara lain : 1) Studying research findings, 2) Developing
the product, 3) Field testing, dan 4) Revising.
·
Menurut Akker (1999), ada 4 tahap
dalam penelitian pengembangan yaitu : 1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary
inverstigation). 2) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding). 3)
Uji empiris (empirical testing). 4) Proses dan hasil dokumentasi,
analisa dan refleksi (documentation,analysis, and reflection on process and
outcome).
·
Desain
penelitian pengembangan
: desain konseptual dan desain prosedural (desain
Thiagajaran (4D), desain Kemp, dan desain Dick and Carey).
DAFTAR PUSTAKA
Borg and Gall (1983). Educational
Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc.
Bustang. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika Berbahasa Inggris Berbasis Realistik pada SMP Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional. Skripsi. Universitas Negeri Makassar.
Emzir. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit Rajawali Press,
Jakarta.
Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation
and Measurement: Com-petencies for Analysis and Application.Second edition.
New York: Macmillan Publishing Compan.
I Wayan Santyasa. (2009). Metode
Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. diakses pada
tanggal 30 April 2017 pukul 16.44
Seels, Barbara B. & Richey, Rita
C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah
Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Selviana
,Dkk. 2011. METODE RESEARCH & DEVELOPMENT. Penerbit
Universitas Negeri Jakarta , Jakarta . Makalah UNJ
Setyosari,
Punaji. 2010. Metode Penelitian dan
Pengembangan. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Trianto.
2011. Model Pembelajaran Terpadu.
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development
Research. Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
Sumber
online
adipwahyudi.blogspot.co.id/2011/01/model-penelitian-pengembangan-borg-and.html
diakses pada tanggal 30 april 2017 pukul 12.00 WIB
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitian-pengembangan-development-research/
diakses pada tanggal 30 april 2017 pukul 12.00 WIB
http://www.biologimu.com/2012/04/metode-penelitian-pengembangan.html
diakses pada tanggal 30 april 2017 pukul 12.00 WIB
http://www.garis-garis.com/model-pengembangan-perangkat-pembelajaran
diakses pada tanggal 30 april 2017 pukul 12.00 WIB
Komentar
Posting Komentar